Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Ketua Dewas DPLK SAM - Asesor LSP Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Doktor Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 54 buku. Salam literasi

Taman Bacaan Harus Terhubung dengan Realitas di Masyarakat

4 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
Kelas prasekolah di taman bacaan
Iklan

Taman Bacaan yang bertumpu pada realitas akan berdampak pada masyarakat.

***

Logika atau pikiran hebat yang hanya hidup di kepala tanpa pernah diuji di dunia nyata ibarat pisau tajam yang disimpan di lemari. Keluarlah dan gunakan logika untuk eksekusi di lapangan. Ubah pikiran hebat jadi aksi nyata. Wujudkan keindahan teori jadi praktik. Begitulah spirit literasi di zaman now.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Biar bagaimanapun literasi dan taman bacaan memang harus berpijak di bumi. Tentang apa yang terjadi dan dilakukan di lapangan. Literasi harus terhubung dengan realitas. Sebab realitas itulah yang jadi konteks, bisa dilihat konsistensi pengelola literasi, bagaimana masyarakat membaca, apa yang dibutuhkan, dan tantangan apa yang dihadapi? Bila mengacu pada realitas, maka kegiatan literasi dan taman bacaan bisa lebih relevan dan bermanfaat.

 

Penting menjaga keterhubungan literasi dengan realitas. Agar membuat literasi punya daya ubah, agar taman bacaan bisa berdampak nyata untuk masyarakat. Karena sejatinya, literasi dan taman bacaan memang harus dibesarkan dari realitas, dari akar rumput. Bukan dari ruang ber-AC atau seminar. Hanya literasi yang hidup di tengah masyarakat itulah yang mampu mendorong indeks literasi dan kegemaran membaca di masyarakat.

 

Suka tidak suka, program literasi dan taman bacaan hanya bisa berdampak dan terasa manfaat bila sifatnya kontekstual dan berorientasi praktik baik. Ada mobilisasi warga untuk membaca dan mau ke taman bacaan. Literasi yang memberi ruang kreasi anak-anak di samping memberi kesempatan untuk tahu Entang literasi digital atau literasi finansial. Bahkan lebih dari itu, literasi harus mau mengajari baca tulis kaum buta aksara dan konsisten sediakan akses membaca melalui motor baca keliling. Komitmen literasi itulah yang masih dijunjung tinggi hingga kini oleh TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak. Tetap menggiatkan aktivitas taman bacaan di akar rumput selama 6 hari dalam seminggu, padat merayap yang didukung 18 relawan aktif untuk menjalankan 15 program literasi yang ada.

 

Literasi dan taman bacaan memang harus beda, harus lebih kreatif. Agar tidak berhenti pada narasi pentingnya membaca buku. Tapi harus mampu menembus ruang-ruang nyata dalam kehidupan: untuk selalu membimbing dan mengajak anak-anak membaca, bertindak lebih nyata dan selalu evaluasi apa dampaknya buat masyarakat?

 

Sebab saat literasi dan taman bacaan melakukan pola-pola yang sama, maka hasilnya pasti tetap sama. Literasi dan taman bacaan memang harus beda. Salam literasi!

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler